Oleh:Oleh: Habib Rizieq Syihab (ketua umum Dpp front pembela islam)
Keruntuhan
Demokrasi sudah di ambang pintu. Hal itu ditandai dengan Revolusi
Tunisia yang berhasil mengusir diktator demokrasi Ben Ali, yang kemudian
berlanjut dengan Revolusi Mesir yang berhasil menggulingkan diktator
demokrasi Husni Mubarok. Angin revolusi mulai berhembus ke sejumlah
Negara Demokrasi Arab seperti Al-Jazair, Yaman, Lybia dan Syria. Bahkan
negara-negara Demokrasi Monarki Arab pun mulai terusik, seperti
Maroko, Yordania, Saudi, dan negara-negara Teluk.
Selama ini
Sistem Demokrasi hanya melahirkan diktator-diktator dunia, dan
menghasilkan koruptor kelas kakap, bahkan menciptakan
kapitalis-kapitalis internasional yang rakus dan serakah. Sistem
Demokrasi adalah sumber problem yang banyak melahirkan gerombolan
mafioso dan generasi oportunis, sekaligus merupakan wadah tempat
bersemayamnya anjing-anjing penjilat kekuasaan. Hal tersebut karena
Sistem Demokrasi merupakan pintu masuk kaum Kapitalis untuk meraih
kekuasaan.
One man one vote dalam Sistem Demokrasi telah
memberi peluang kepada kaum borjuis untuk membeli suara rakyat, sehingga
saat berkuasa mereka berlomba mengeruk kekayaan untuk mengembalikan
modal beli suara, sekaligus mengais keuntungan sebesar-besarnya. Sistem
Demokrasi merupakan sumber malapetaka dan kehancuran.
Sistem
Demokrasi penuh intrik dan tipu muslihat, karena sistem ini selalu
bertopeng kemanusiaan, kesetaraan, keadilan, musyawarah dan mufakat.
Padahal, justru sistem ini yang paling tidak berperikemanusiaan, lihat
saja bagaimana negara-negara sekutu atas nama Demokrasi
memporak-porandakan Iraq dan Afghanistan. Justru sistem ini yang paling
tidak menghargai kesetaraan, buktinya kulit berwarna masih menjadi warga
kelas dua di negara-negara Barat yang menganut demokrasi. Justru sistem
ini yang paling tidak adil, buktinya secara terang-terangan mereka
melarang warga muslimah di negeri mereka untuk berjilbab.
Soal
musyawarah mufakat dalam Sistem Demokrasi hanya omong kosong. Inti
Demokrasi adalah suara terbanyak, bukan musyawarah mufakat. Selain itu
musyawarah dalam Demokrasi bisa menghalalkan yang haram, dan bisa pula
mengharamkan yang halal. Yang penting tergantung suara terbanyak.
Buktinya, Sistem Demokrasi dengan suara terbanyak bisa membolehkan
perkawinan sejenis (Homo dan Lesbi), lokalisasi pelacuran, legalisasi
perjudian, legitimasi aliran sesat, formalisasi korupsi dan halalisasi
segala keharaman. Dan sebaliknya, Sistem Demokrasi dengan suara
terbanyak juga bisa melarang jilbab, cadar, tabligh, da’wah, hisbah,
pembangunan masjid, madrasah dan pesantren.
BUKAN MEMERANGI ISLAM ?
We killed the man but not the ideology (Tom Ridge , The Washington Times 5/05) ARtinya : Kamimembunuh orangtetapi tidakideologi(Tom Ridge, The TimesWashington 5/05)
Salah satu isi pidato Obama yang penting dalam merayakan ‘kemenangan’
Amerika setelah membunuh Osama bin Ladin adalah Amerika bukan memerangi
Islam. Obama kembali menegaskan : Amerika Serikat tidak–dan tidak akan
pernah–berperang dengan Islam, seperti Presiden Bush telah katakan
setelah serangan 11 September, bahwa perang kami bukanlah melawan Islam.
Bin Ladin bukan seorang pemimpin Muslim, ia adalah seorang pembunuh
massal umat Islam. Bahwa Osama bin Ladin
bukanlah pemimpin muslim, Obama benar. Memang tidak seluruh umat Islam
menganggapnya sebagai pemimpin. Bahkan tidak semua sepak terjang dan
pemikirannya disetujui oleh umat Islam. Namun bukan berarti pernyataan
Obama yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan dirinya dan pendahulunya
Bush bukan memerangi Islam atau umat Islam, benar!
Dilihat dari
sisi korban, jelas sebagian besar adalah umat Islam. Atas nama WOT ¸
perang melawan al Qaida atau Usama bin Ladin, Amerika menduduki Irak,
Afghanistan, dan Pakistan , dan beberapa operasi inteligen di berbagai
negara. Dan Jumlah umat Islam yang terbunuh akibat perang itu , baik
secara langsung atau tidak , bukan hanya ribuan tapi ratusan ribu.
Berdasarkan
Lembaga independen Iraq Body Count (IBC) yang bermarkas di Inggris
mencatat jumlah korban sipil akibat kekerasan di Irak mencapai 100.709 -
110.006 orang. Bahkan hasil studi Opinion Research Business (ORB)
berkerjasama dengan the Independent Institute for Administration and
Civil Society Studies (IIACSS) jumlah korban yang tewas sejak invasi
Amerika di Irak tahun 2003 lebih dari satu juta orang. Sementara di
Afghanistan , menurut laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (maret 2011) ,
pada tahun 2010 saja lebih dari 2.777 warga sipil tewas di Afghanistan.
Dan jumlah korban akan terus bertambah ,mengingat Amerika hingga saat
ini masih melancarkan serangan barbarnya.
Kalau 3000 rakyat
Amerika terbunuh dalam serangan WTC, Amerika mengatakan ‘America under
attack’ , bagaimana dengan ratusan ribu umat Islam yang terbunuh akibat
WOT ? Bagaimana mungkin Obama dan Bush bisa mengatakan bahwa ini bukan
serangan terhadap umat Islam ? Yang lebih lucu lagi, Obama menambah
bualannya dengan mengatakan justru Osama bin Ladinlah yang telah
melakukan pembunuhan masal terhadap umat Islam. Sesuatu yang menggelikan
karena tanpa ada bukti-bukti yang nyata. Bahkan untuk serangan 9-11 ,
hingga saat ini masih belum ada bukti kuat apakah Osama bin Ladin
pelakunya. Berbagai misteri pun masih banyak belum terjawab. Seakan-akan
dunia buta dan bodoh untuk menilai apa dilakukan Amerika.
Bahwa
perang kontra terorisme ala Amerika ini perang terhadap Islam , bisa
juga dilihat dari daftar terorist yang dibuat oleh Amerika . Sebagian
besar adalah kelompok Islam yang menyerukan jihad melawan penjajahan
Amerika. Termasuk Hamas yang melawan penjajahan Israel dimasukkan
sebagai teroris. Sementara entitas zionis Yahudi yang telah menjajah dan
melakukan pembantaian massal terhadap umat Islam di Palestina tidak
dimasukkan sebagai teroris.
Agenda WOT ini pun selalu dikaitkan
dengan ajaran Islam yang mulia seperti jihad, penegakan syariah dan
khilafah. Ajaran Islam ini dituding negara Paman Sam sebagai motif
terorisme dan tujuan para teroris. Tidak mengherankan dalam program
deradikalisasi yang merupakan bagian dari WOT ala Amerika, dilakukan
stigama negatif atau pengkaburan makna sesungguhnya dari jihad, syariah
dan Khilafah .Umat Islam -lewat agen-agen pemikir yang
menghamba kepada Amerika - diserukan untuk merekonstruksi dan
meliberalkan ajaran Islam dengan penafsiran yang sejalan dengan
kepentingan Amerika Serikat. Tafsir Al Qur’an, buku-buku jihadpun
dijadikan barang bukti perbuatan terorisme.
Awalnya, ada yang
berharap setelah terbunuhnya Osama bin Ladin, Amerika akan menghentikan
perangnya di Afghanistan. Bukankah alasan Amerika melakukan intervensi
untuk membunuh Osama ? Namun kenyataannya tidaklah seperti itu. Obama
menegaskan kembali bahwa perang ini belum berakhir. Kita teringat dengan
pernyataan Bush yang mengatakan ‘This crusade, this war on terrorism,
is going to take a long time” . Artinya Perang salib melawan Islam ini
memang membutuhkan waktu yang lama.
Apalagi kalau memperhatikan
pernyataan Tom Ridge mantan Sekretaris Keamanan Dalam negeri Amerika
dalam editorial The Washington Times (5/05/2011) . Saat mengomentari
terbunuhnya Osama bin Ladin dia mengatakan : we killed the man but not
the ideology. Artinya yang menjadi sasaran perang ini jelas adalah
ideologi Islam yang berseberangan dengan nilai-nilai liberal yang dianut
oleh Amerika Serikat. Menurutnya ini adalah adalah medan pertempuran,
perang ide, dimana way of life (cara pandang hidup) Islam dan Amerika
tidak bisa berdamai dan hidup berdampingan .
Pernyataan seorang
pejabat tinggi senior Amerika Serikat ini bukanlah dongeng yang
dibuat-buat dan bukan pula hal yang baru. Semua ini menunjukkan
permusuhan abadi Barat terhadap dunia Islam bersifat agama dan peradaban
yang telah berakar dalam hati dan pikiran Barat. Barat telah membangun
semua hubungan ini atas dasar Perang Salib masih berlangsung. Dan ini
akan terus terjadi sampai raksasa Islam (Khilafah) tidak dapat bangkit
kembali. Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya mereka telah membuat
makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu.
Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung
dapat lenyap karenanya.” (TQS. Ibrahim [14] : 46). (Farid Wadjdi) http://hizbut-tahrir.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar